Depok, Teknologi yang dipakai oleh perusahaan air minum (PAM) saat ini dinilai sudah ketinggalan zaman dan malah bisa membahayakan kesehatan. Kaporit untuk memurnikan air bisa memicu kanker jika digunakan secara berlebihan dan terus menerus.
"Di banyak negara, chlor (kaporit) sudah mulai ditinggalkan dan diganti teknologi lain yang lebih aman misalnya ultraviolet," ungkap pakar teknik lingkungan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Dr Ir Setyo Sarwanto Mursidik, dalam seminar "Pencemaran Air Minum: Dampak Kesehatan dan Solusinya" di kampus FKM UI Depok, Senin (21/3/2011).
Menurut Ir Setyo, kaporit dalam air PAM sebetulnya tidak banyak. Untuk menjaga kualitas bakteriologis di jaringan terjauh, kaporit hanya dibutuhkan sebanyak 0,2 ppm.
Namun karena buruknya jaringan PAM terutama di kota besar seperti Jakarta, kaporit yang digunakan bisa lebih banyak agar bisa menjangkau pelanggan yang jaraknya cukup jauh. Akibatnya, kadarnya bisa lebih tinggi dari yang seharusnya yakni 0,2 ppm.
"Di kolam renang saja kita bisa merasakan sendiri, kaporit yang terlalu tinggi bisa menyebabkan iritasi kulit apalagi jika diminum, masuk saluran pencernaan. Chlor atau chlorin bersifat karsinogenik sehingga bisa menyebabkan kanker," ungkap Ir Setyo.
Ir Setyo menambahkan, secara teknis tidak mungkin ada solusi tunggal untuk mengatasi masalah pencemaran air. Penggunaan kaporit tidak bisa digantikan dengan satu metode saja, melainkan harus mengombinasikan berbagai metode pemurnian air agar hasilnya lebih aman.
Ia mencontohkan, metode pemurnian air yang bisa dikombinasikan adalah reverse osmosis (RO). Metode ini dinilai paling ekonomis dan mampu menghilangkan 90-99 persen kontaminan, termasuk bakteri dan material organik berukuran di atas 300 dalton.
Namun karena melibatkan membran-membran yang sangat ketat, metode ini menghasilkan laju aliran yang lambat. Keterbatasan ini membuat metode RO tidak bisa mengolah air dalam jumlah banyak, sehingga tetap harus dikombinasikan dengan metode yang lain.
Sumber : detikHealth
Ya inilah repotnya, kalo tidak diberi kaporit air tidak jernih.
BalasHapusKalo diberi memiliki recpect ke penyakit
wah,, bisa gawat ne,, jadi takut aq,, soalnya saya di kost menghemat, jadi sering minum air PAM, gmna ya,, hehehe,,,,
BalasHapusKalo tidak diberi, mau gimana lagi? jaman sekarang memang susah untuk mendapatkan air yang bersih, apalagi di kota2 besar.
BalasHapusKlo di Serui(disini) mencium dari baunya kayanya tidak pake kaporit,cuma klo hujan besar airnya keruh dan sering kali tidak disalurkan ke masyarakat.Kadang klo persediaan di bak kosong klo habis hujan besar kita jarang mandi,hehehe.Met pagi sahabt terbaik!
BalasHapuswah aq setuju ma Kumpulan Puisi , lha gimana lagi terkadang kalau kepepet banget ya adanya itu hahaha... tapi hanya sesekali =P
BalasHapusApa ada solusi lain selain kaporit sob..???
BalasHapusWah di Indonesia juga saatnya untuk beralih ke ultraviolet nih dari pada harus masih menggunakan kaporit untuk memurnikan air.
BalasHapusWah parah banget ya :-o ? Saya biasa menggunakan kaporit ini untuk membersihkan Screen Sablon, eh di depok malah digunakan untuk memurnikan air 8-}
BalasHapusJelas2 bahaya tuh x(
untung saja air di daerah rumah saya tidak pernah di beri kaporit.. karena masih dari alam langsung...
BalasHapuswah berarti sangat berbahaya sekali terlebih kita pasti menggunakan air setiap hari, nice posting.
BalasHapusSerba salah jadinya ney...
BalasHapussulit juga memastikan air yg kita gunakan bersih dari kuman walau sdh diberi kaporit. ooh gitu ya? thanks gan infonya!
BalasHapusaduuh mas, PDAM ditempat saya kadang-kadang sampai tersa kaporitnya. ada gak solusinya?
BalasHapustrims infonya.. jd mnambah pngetahuan,, tp jadi takut mau berenang.. :(
BalasHapusnice share .
BalasHapusthanks .
thanks infonya.. baru tahu kalau kaporit bisa buat kanker.
BalasHapusvisit blog aku ya, Tempat Berbagi Tips, Trik Berita dan Cheat
waduh..air PAM jakarta yang dianggap sudah paling bersih, ternyata bisa memicu kanker..untung sudah tidak tinggal dijakarta lagi...mari kita beramai-ramai pindah kedesa kalau begitu.
BalasHapus